Keindahan
tertambat di ujung barat Pulau Bali, rimbunnya hutan lebat, jernihnya
air laut, indahnya hamparan pantai, hingga pegunungan menghijau
adalah panorama megah yang patut Anda sambangi. Di sinilah rumah
terakhir bagi burung elok jalak bali, satu-satunya species endemik
Pulau Bali.
Taman
Nasional Bali Barat (TNBB) berada di ujung barat Pulau Bali,
sekitar 2 km dari Pelabuhan Gilimanuk. Lokasinya berada di 2
kabupaten, yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana, Provinsi
Bali. Untuk sampai ke kawasan ini dapat dicapai dengan kendaraan
darat dari Denpasar
selama 3 jam.
Di
sini Anda dapat menikmati beragam jenis flora dan fauna liar,
termasuk yang berstatus langka, dilindungi maupun yang keberadaannya
masih melimpah. Habitat di taman nasional ini letak geomorfologinya
dan keindahan alamnya masih dalam keadaan utuh terjaga. Oleh karena
itulah, TNBB merupakan habitat bagi sejumlah hewan dan tumbuhan yang
dilindungi.
Taman
Nasional Bali Barat
(TNBB) adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem
zonasi. Ekosistem di dalam kawasan TNBB dapat dibilang lengkap dan
unik karena merupakan perpaduan dua ekosistem, yaitu darat dan laut.
Ekosistem darat meliputi ekosistem hutan mangrove, hutan pantai,
hutan musim, hutan hujan dataran rendah, evergreen, savana, dan
ekosistem river rain forest. Sedangkan tipe ekosistem laut meliputi
ekosistem coral reef, padang lamun, pantai berpasir, perairan laut
dangkal dan perairan laut dalam.
Taman
Nasional Bali Barat merupakan salah satu kawasan pelestarian alam
dengan ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi burung
jalak bali. Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati laut
seperti terumbu karang dan biota laut, memiliki vegetasi mangrove,
hutan rawa payau, savana, serta hutan musim.
Hal
yang istimewa dari TNBB adalah menjadi rumah terakhir bagi jalak bali
(Leucopsar rothchildi).
Hewan cantik ini berkumpul di Semenanjung Prapat Agung, tepatnya
Teluk Brumbun dan Teluk Kelor. Burung ini merupakan satu-satunya
spesies endemik Bali dan tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna
Provinsi Bali serta dilindungi keberadaannya oleh undang-undang.
Penampilan burung ini sangat indah dan salah satu burung yang paling
diminati pecinta burung hias. Penyebaran jalak bali hanya meliputi
Desa Bubunan sampai ke Gilimanuk, yaitu sekira 320 km².
Dilihat dari sejarah berdirinya TNBB, burung jalak bali dapat dikatakan sebagai salah satu alasan utama dibentuknya taman nasional ini. Bermula pada 24 Maret 1911 saat seorang ahli biologi bernama Dr. Baron Stressman mendarat di sekitar wilayah Singaraja karena kapal Ekspedisi Maluku II yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Selama 3 bulan tinggal di wilayah tersebut, Stressman menemukan jalak bali di Desa Bubunan, sekira 50 km dari Singaraja dan mengkategorikannya sebagai spesies burung endemik yang langka dan berbeda dengan jenis lain dari seluruh spesimen.
Fauna
yang menghuni taman nasional ini ada 17 jenis mamalia dan 160 jenis
burung (aves),
ada pula berbagai jenis reptil dan ikan. Jenis-jenis fauna yang
dilindungi di TNBB antara lain adalah jalak bali (Leucopsar
rothschildi), trenggiling,
kesih (Manis javanicus),
jelarang, kapan-kapan (Ratufa
bicolor), landak (Hystric
branchyura), menjangan
(Cervus timorensis),
banteng (Bos javanicus),
pelanduk, kancil (Trangulus
javanicus), biawak
(Varanus salvator),
penyu rider (Lepidochelys olivceae), dan lain sebagainya.
Flora
yang telah diidentifikasi di TNBB ada sekira 176 jenis meliputi
pohon, semak, tumbuhan memanjat, menjalar, jenis herba, anggrek,
paku-pakuan dan rerumputan. Jenis-jenis flora yang dilindungi di TNBB
adalah: bayur (Pterospermum
diversifolium), buni
(Antidesma buniu),
bungur (Langerstroemia
speciosa), burahol
(Steleochocarpus burahol),
cendana (Santalum album),
kemiri (Aleuritas
moluccana), kepah
(Sterculia foetida),
kesambi (Schleichera
oleosa), kruing bunga
(Diptercocaus hasseltii),
mundu (Garcinia dulcis,
pulai (Alstonia scolaris),
sawo kecik (Manilkara
kauki), Sono keling
(Dalbergia latifolia),
dan trengguli (Cassia
fistula)
Taman
Nasional Bali Barat memiliki luas 19.002,89 ha. meliputi kawasan
terestrial seluas 15.587,89 ha. dan kawasan perairan selaus 3.415 ha.
Keberadaan Taman Nasional Bali Barat telah dikukuhkan berdasarkan SK
Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995.
Taman
Nasional Bali Barat memiliki berbagai macam akomodasi dan fasilitas
pendukung kegiatan wisata dan penelitian. Akomodasi yang dimaksud
seperti pemandu wisata (guide), pondok jaga, pondok wisata (untuk
istirahat wisatawan), menara pandang, jalan setapak untuk memudahkan
penjelajahan, penyewaan peralatan selam, speed boat, dan lain
sebagainya.
Harga
tiket untuk memasuki kawasan Taman Nasional Bali Barat adalah Rp
2.500,00 per orang (wisatawan domestik) dan Rp 20.000,00 (wisatawan
asing). Di Taman Nasional Bali Barat terdapat 3 (Tiga) perusahaan
yang sudah mendapatkan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) yaitu:
PT. Shorea Barito Wisata, PT. Trimbawan Swastama Sejati (Penyediaan
Resort dengan wisata alam sebagai atraksi wisata), dan PT. Disthi
Kumala Bahari (Pengusahaan pariwisata alam dengan pengakaran mujtiara
sebagai atraksi wisata).
Transportasi
Dari
pusat kota di Denpasar perlu perjalanan darat sekitar 3 jam. Dari
Gilimanuk ke taman nasional ini sekira 2 km dan dapat dicapai dengan
angkutan umum ataupun ojek.
Dari
Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur Anda dapat menyebrang
dengan kapal feri selama 30 menit.